Kamis, 30 Desember 2010

Dunia itu kecil


Mencoba terus memahami perilaku generasi sahabat

Mereka yang selalu memandang dunia dengan pandangan yang kecil

Memahami kekata abu bakar

“ya Allah letakkanlah dunia di tanganku, bukan di hatiku”

Memahami umar yang rela tidur hanya beralaskan tikar kasar

Sementara ia adalah penguasa 3 benua

“Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa, tidakkah kamu mengerti!?”

Ah… apakah itu, itu, petunjuknya ada disana, dalam ayat yang baru kau bacakan tadi

Kehidupan akhirat menjadi lebih indah jika dan hanya jika kamu bertaqwa.

Sementara orang-orang kafir, memandang akhirat sebagai negeri dongeng belaka.

“dan tentu mereka akan mengatakan pula ‘hidup hanyalah di dunia ini, dan kita tidak akan dibangkitkan”

Maka saksikanlah, jika hidup di dunia ini memang mereka anggap segala, Allah justru akan memberikan kesenangan itu

“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa”

Dan di akhirat kemudian, sungguh mereka akan mendapat adzab yang pedih.

Ah, dunia memang kecil, bahkan kesenangan di dalamnya pun belum tentu berupa kebaikan..

Better or Worst ?? : Untuk Tahun Baru 2011


Yang terpenting dalam tahun baru memang bukan pesta, kembang api, terompet, pawai kendaraan atau kartu ucapan. Silahkan menggelar pesta yang super glamour atau membakar kembang api sebesar gunung tapi apa setelah itu ? nothing.

Silahkan meniup terompet kencang – kencang atau memacetkan jalanan tapi apa setelah itu ? nothing. Apapun yang kita lakukan dalam menyambut tahun baru tidak ada salahnya kita menambahkan cara yang baru yakni : berpikir dan merenung.

Manusia yang paling celaka, konon, adalah manusia yang tahun ini lebih buruk dari tahun sebelumnya. Artinya tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, kalau tidak mau disebut celaka. Yup, setiap orang memang ingin lebih baik dari tahun sebelumnya, tapi sedikit yang benar – benar mau berusaha untuk menjadi lebih baik.

Kebanyakan kita hanya terjebak pada keinginan, pada harapan, tanpa mau berusaha. So, kalau tahun ini mau lebih baik dari tahun sebelumnya, tapi juga berusaha. Tahun depan ada di tangan kita sendiri, better or worst ?

Beberapa Sifat Manusia Dalam Al-Quran


Fitrah insani kita memang tidak pernah cukup untuk membawa kita menuju syurgaNya.

Tidak cukup hanya menjadi “manusia biasa” untuk berlari dan berlomba menuju Syurga.

Karena sifat dasar manusia yang dikaruniakan Allah kepada kita, tentunya..


Makhluk apa lagi yang berani memikul amanah yang gunung dan langit menolaknya selain manusia ?

Makhluk apa lagi yang dikatakan Tuhan penciptanya selalu berada dalam kerugian kecuali orang-orang tertentu saja ?


Benarlah Umar yang berkata

“Ya Allah, Engkau muliakan kami dengan iman dan islam”


Sungguh jika bukan karena keduanya, maka celakalah manusia

Mari kita telusuri, apa kata al-Quran tentang makhluk yang bernama manusia ini…


Manusia itu LEMAH

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu dan manusia dijadikan bersifat lemah” (Q.S. Annisa; 28)


Manusia itu GAMPANG TERPERDAYA

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)


Manusia itu LALAI

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur 1)


Manusia itu PENAKUT / GAMPANG KHAWATIR

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah 155)


Manusia itu BERSEDIH HATI

“Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin , siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah , hari kemudian dan beramal saleh , mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (Q.S Al Baqarah: 62)


Manusia itu TERGESA-GESA

Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa. (Al-Isra’ 11)


Manusia itu SUKA MEMBANTAH

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” (Q.S. an-Nahl 4)


Manusia itu SUKA BERLEBIH-LEBIHAN

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Q.S Yunus : 12)

“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas” (Q.S al-Alaq : 6)


Manusia itu PELUPA

“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.” (Q.S Az-Zumar : 8 )


Manusia itu SUKA BERKELUH-KESAH

“Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S Al Ma’arij : 20)

“Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (Q.S Al-Fushshilat : 20)

“Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia berputus asa” (al-Isra’ 83)


Manusia itu KIKIR

“Katakanlah: “Kalau seandainya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S. Al-Isra’ : 100)


Manusia itu SUKA MENGKUFURI NIKMAT

Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). (Q.S. Az-Zukhruf : 15)

sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, (Q.S. al-’Aadiyaat : 6)


Manusia itu DZALIM dan BODOH

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, ” (Q.S al-Ahzab : 72)


Manusia itu SUKA MENURUTI PRASANGKANYA

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S Yunus 36)


Manusia itu SUKA BERANGAN-ANGAN

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab: “Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu- ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah;dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat penipu.” (Q.S al Hadid 72)



Itulah beberapa sifat manusia yang disebutkan dalam al-Quran. Mengerikan bukan? Adapun islam, sudah memberikan solusi untuk segala sifat buruk manusia ini. Sungguh nikmat iman dan islam ini bukanlah sesuatu yang kita dapat dengan murah..


Solusi pertama, tetap berpegang teguh kepada tali agama dan petunjuk-petunjuk dari Allah

Kami berfirman: “Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Q.S al-Baqarah : 38)


Solusi kedua, tetap berada dalam ketaatan sesulit apapun situasi yang melanda

tetap berada dalam ketaatan disini, berarti bersegera menyambut amal-amal kebaikan. Mungkin seperti syair yang dilantunkan Abdullah bin Rawahah untuk mengembalikan semangatnya saat nyalinya mulai ciut di perang mut’ah ketika dua orang sahabatnya yang juga komandan pasukan pergi mendahuluinya. “wahai jiwa, jika syurga sudah di depan mata mengapa engkau ragu meraihnya”

pun Allah berfirman “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,” (Q.S. Ali Imran : 133)


Solusi ketiga, jaga keimanan kita

adalah hal yang wajar, iman seseorang naik turun dan berfluktuatif. Sama mungkin seperti yang dikhawatirkan sahabat Hanzalah, ketika ia curhat kepada abu Bakar bahwa ia termasuk orang yang celaka. Mengapa demikian? karena ia merasa Imannya turun ketika jauh dari Rasulullah. Ternyata itu pula yang dirasakan lelaki dengan iman tanpa retak itu. Hinga mereka berdua akhirnya menghadap Rasulullah. Mendengar permasalahn mereka, Rasulullah hanya tersenyum dan menjawab, “selangkah demi selangkah Hanzalah!”


Tetapi sungguh, iman seorang mukmin yang baik, akan tetap memiliki trend yang menanjak.

Disinilah mungkin loyalitas kita kepada Allah diuji. Apakah kita bisa, belajar mencintai Allah diatas segala sesuatu, belajar mencintai sesuatu karena Allah, serta belajar membenci kekufuran!!!


Solusi keempat, Berjama’ah

manusia itu lemah ketika sendiri dan kuat ketika berjama’ah.


Adakah yang meragukannya?




Semoga bermanfaat

Salam Djimodji

d3