Senin, 28 Februari 2011

Sungguh Akan Kami Berikan Cobaan Kepadamu


Pernahkah kita merasa diuji oleh Allah? Kita cenderung mengatakan kalau kita ditimpa kesusahan maka kita sedang mendapat cobaan dan ujian dari Allah.

Jarang sekali kalau kita dapat rezeki dan kebahagiaan kita teringat bahwa itupun meru¬pakan ujian dan cobaan dari Allah. Ada diantara kita yang tak sanggup menghadapi ujian itu dan boleh jadi ada pula diantara kita yang tegar menghadapinya.

Al-Qur’an mengajarkan kita untuk berdo’a:
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya… "(QS 2: 286)

Do’a tersebut lahir dari sebuah kepercayaan bahwa setiap derap kehidupan kita merupakan cobaan dari Allah. Kita tak mampu menghindar dari ujian dan cobaan tersebut, yang bisa kita pinta adalah agar cobaan tersebut sanggup kita jalani. Cobaan yang datang ke dalam hidup kita bisa berupa rasa takut, rasa lapar, kurang harta dan lainnya.

Bukankah karena alasan takut lapar saudara kita bersedia mulai dari membunuh hanya karena persoalan uang seratus rupiah sampai dengan berani memalsu kuitansi atau mene¬rima komisi tak sah jutaan rupiah.

Bukankah karena rasa takut akan kehilangan jabatan membuat sebagian saudara kita pergi ke "orang pintar" agar bertahan pada posisinya atau supaya malah meningkat ke "kursi" yg lebih empuk. Bukankah karena takut kehabisan harta kita jadi enggan mengeluarkan zakat dan sadaqoh.

Al-Qur’an melukiskan secara luar biasa cobaan-cobaan tersebut. Allah berfirman: "Dan Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, ke¬kurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS 2: 155) Amat menarik bahwa Allah menyebut orang sabarlah yang akan mendapat berita gembira. Jadi bukan orang yang menang atau orang yang gagah… .tapi orang yang sabar! Biasanya kita akan cepat-cepat berdalih, "yah..sabar kan ada batasnya… " Atau lidah kita berseru, "sabar sih sabar… saya sih kuat tidak makan enak, tapi anak dan isteri saya?" Memang, manusia selalu dipenuhi dengan pembenaran-pembenaran yang ia cipta¬kan sendiri.

Kemudian Allah menjelaskan siapa yang dimaksud oleh Allah dengan orang sabar pada ayat di atas: "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un". (Qs 2: 156)

Ternyata, begitu mudahnya Allah melukiskan orang sabar itu. Bukankah kita sering mengucapkan kalimat "Inna lillahi… ." Orang sabar-kah kita? Nanti dulu! Andaikata kita mau merenung makna kalimat Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un maka kita akan tahu bahwa sulit sekali menjadi orang yang sabar.
Arti kalimat itu adalah : "Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali."
Kalimat ini ternyata bukan sekedar kalimat biasa. Kalimat ini mengandung pesan dan kesadaran tauhid yang tinggi. Setiap musibah, cobaan dan ujian itu tidaklah berarti apa-apa karena kita semua adalah milik Allah; kita berasal dari-Nya, dan baik suka-maupun duka, diuji atau tidak, kita pasti akan kembali kepada-Nya. Ujian apapun itu datangnya dari Allah, dan hasil ujian itu akan kembali kepada Allah. Inilah orang yang sabar menurut Al-Qur’an!

Ikhlaskah kita bila mobil yang kita beli dengan susah payah hasil keringat sendiri tiba-tiba hilang. Relakah kita bila proyek yang sudah didepan mata, tiba-tiba tidak jadi diberikan kepada kita, dna diberikan kepada saingan kita. Berubah menjadi dengki-kah kita bila melihat tetangga kita sudah membeli teve baru, mobil baru atau malah pacar baru. Bisakah kita mengucap pelan-pelan dengan penuh kesadaran, bahwa semuanya dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita ini tercipta dari tanah dan akan kembali menjadi tanah… .

Bila kita mampu mengingat dan menghayati makna kalimat tersebut, ditengah ujian dan cobaan yang menerpa kehidupan kita, maka Allah menjanjikan dalam Al-Qur’an: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."

Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
Laa yukallifullahu nafsan illa wus aha
Allah tidak akan memberi cobaan pada manusia kecuali mereka mampu menanggungnya.
Untuk itu tak usah buru-buru meratapi kondisi kita yang miskin, sakit-sakitan, ditimpa bencana Seakan hanya kita yang mendapat cobaan yang berat dari Allah.

Innallaha maashobirin
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang sabar. Amin.



Salam Djimodji

Minggu, 27 Februari 2011

Lambang dan Bendera DJIMODJI



LAMBANG

= Tangan menangkap petir yang terselubung awan.



MAKNA

= Fastabiqul khoeroot dan beramar ma'ruf nahi munkar



WARNA BENDERA

= Merah - Kuning - Putih - Hitam



MOTTO dan MISI

= S3 ( sehat - sukses - selamat )






Salam Djimodji

SAT-JIWA DJIMODJI

Jiwa Bersyukur

Jiwa Keikhlasan

Jiwa Berdikari

Jiwa Kesederhanaan

Jiwa Ukhuwah dinniyah

Jiwa Bebas



Jiwa Bersyukur DJIMODJI
Mengingat pentingnya rasa syukur dan merupakan perwujudan kita sebagai hamba yang lemah, warga djimodji selalu dianjurkan dan diingatkan untuk selalu bersyukur dan mensyukuri apapun yang mereka peroleh, karena dengan bersyukur mereka akan rendah hati dan menjadi lebih waspada.



Jiwa Keikhlasan DJIMODJI
Jiwa Keikhlasan berarti sepi ing pamrih, yakni berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Segala perbuatan dilakukan dengan niat semata-mata untuk ibadah. Pembimbing, Pembina, Para Senior dan Korlapger ikhlas mengajarkan, mendidik dan mengajak pada kebaikan, dan para warga djimodji ikhlas d...iajar...i, dididik dan turut berlomba dalam melaksanakan perubahan hidup yang lebih baik.

Jiwa ini menciptakan suasana kehidupan warga djimodji yang harmonis antara Pembimbing, Pembina, Para Senior dan Korlapger yang disegani dan warga penuntut keilmuan djimodji yang taat, cinta dan penuh hormat. Jiwa ini menjadikan warga djimodji senantiasa siap berjuang di jalan Allah, di manapun dan kapanpun.



Jiwa Berdikari DJIMODJI
Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri merupakan senjata ampuh yang dibekalkan Djimodji kepada para warganya. Berdikari tidak saja berarti bahwa warga djimodji sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri, tetapi Djimodji itu sendiri sebagai sebuah perguruan juga harus sanggup berdikari sehingga tidak perna...h me...nyandarkan kehidupannya kepada bantuan atau belas kasihan pihak lain .

Ini yang disebut Zelp berdruiping sys te em (sama-sama memberikan iuran dan sama-sama memakai). Dalam pada itu, Djimodji tidaklah bersifat kaku, sehingga menolak orang-orang yang hendak membantu. Semua pekerjaan yang ada di dalam Perguruan Seni Pencak Djimodji dikerjakan oleh Pendiri dan para warganya sendiri, tidak ada pegawai di dalam Perguruan Djimodji.



Jiwa Kesederhanaan DJIMODJI
Kehidupan di lapger Djimodji diliputi oleh suasana kesederhanaan. Sederhana tidak berarti pasif atau nerimo, tidak juga berarti miskin dan melarat. Justru dalam jiwa kesederhanan itu terdapat nilai-nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup dimasa yang akan datang.

Di balik kesederhanaan ini... ter...pancar jiwa besar, berani maju dan pantang mundur dalam segala keadaan, terutama dalam pelatihan dan bhakti sosial untuk menyehatkan diri dan masyarakat luas. Bahkan di sinilah hidup dan tumbuhnya mental dan karakter yang kuat, yang menjadi syarat bagi perjuangan dalam segala segi kehidupan.



Jiwa Ukhuwwah Diniyyah DJIMODJI
Kehidupan di lapger Djimodji diliputi suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan ukhuwwah diniyyah. Tidak ada dinding yang dapat memisahkan antara mereka. Ukhuwah ini bukan saja selama mereka di Lapger Djimodji, tetapi juga mempengaruhi ke arah persatuan ummat dalam masyarakat ketika mereka terjun di tengah masyarakat.



Jiwa Bebas DJIMODJI
Bebas dalam berpikir, berbuat dan bertindak, bebas dalam menentukan masa depan, bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh negatif dari luar, perguruan lain baik yang sejalan maupun tidak.

Jiwa bebas ini akan menjadikan warga Djimodji berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan. Hanya saja dala...m k...ebebasan ini seringkali ditemukan unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan itu disalahgunakan, sehingga terlalu bebas (liberal) dan berakibat hilangnya arah dan tujuan atau prinsip yang diajarkan DJIMODJI.

Sebaliknya, ada pula yang terlalu bebas (untuk tidak mau dipengaruhi), berpegang teguh kepada tradisi yang dianggapnya sendiri telah pernah menguntungkan pada zamannya, sehingga tidak hendak menoleh ke zaman yang telah berubah. Akhirnya dia sudah tidak lagi bebas karena mengikatkan diri pada yang diketahui saja.

Maka kebebasan ini harus dikembalikan ke aslinya, yaitu bebas di dalam garis-garis yang positif, dengan penuh tanggungjawab; baik di dalam lingkungan kehidupan berkanuragan di lapger Djimodji itu sendiri, maupun dalam kehidupan masyarakat secara luas.

Jiwa yang meliputi suasana kehidupan lapger itulah yang dibawa oleh warga Djimodji nantinya, sebagai bekal utama di dalam kehidupannya di masyarakat. Jiwa ini juga harus dipelihara dan dikembangkan dengan sebaik-baiknya, sesuai tuntunan di Djimodji.




Salam Djimodji

DJIMODJI

Nyawi-DJI-ning li-MO perkoro marang Gusti kang si-DJI

( menyatukan lima perkara menuju dzat Yang Satu )



Berlandaskan = Kitabulloh Wa Sunnatu Rusulihi

Berpacu dalam Persaudaraan, Silaturahmi dan Persatuan Kesatuan secara Universal

Berlambang = tangan menangkap petir yang terselubung awan.

Bermakna = Fastabiqul khoeroot dan beramar ma'ruf nahi munkar

Berwarna bendera = Merah - Kuning - Putih - Hitam

Bermotto dan misi = S3 ( sehat - sukses - selamat )

Dan bersalam = SALAM DJIMODJI - Assalamu 'alaikum Wr Wb.





Salam Djimodji

Doa pada hari 'Asyura


‘Asyura berasal dari kata ‘asyara, artinya bilangan sepuluh. Secara istilah Puasa ‘Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada tanggal 10 Muharram pada Kalender Islam Hijriyah. Untuk tahun 1431 H maka hari ‘Asyura bertepatan dengan 27 Desember 2009 M, yang artinya tinggal beberapa hari lagi.

Keutamaan Puasa 'Asyura

Keutamaan berpuasa pada hari 'Asyura dapat kita temui dari berbagai riwayat. Dan bahkan diriwayatkan kaum Yahudi dan Quraisy Mekah rutin melaksanakan puasa pada tanggal 10 bulan Muharram, jauh sebelum Islam hadir.

Sahabat Rasulullah Saw. Abdullah bin Abas ra. meriwayatkan:

Aku tidak pernah mendapati Rasulullah SAW menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan. (HR Muslim)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah ra., Rasulullah Saw. bersabda:

Puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu. (HR Abu Daud)



Pelaksanaan Puasa 'Asyura

Singkatnya ada beberapa model dari puasa 'Asyura ini yang bisa kita lakukan, seperti dikutip dari sini:

1. Puasa hanya pada tanggal 10 Muharram (27 Desember) saja

2. Puasa tanggal 9 dan 10 Muharram (26 dan 27 Desember)

3. Puasa tanggal 10 dan 11 Muharram (27 Desember dan 28 Desember)

4. Puasa tanggal 9, 10 dan 11 (26, 27 dan 28 Desember)



Amalan-Amalan di Hari 'Asyura

Menurut Imam Nawawi rahimahullah, dua amalan yang dasar hukumnya kuat yaitu:

1. Puasa 'Asyura dan Tasu'a

2. Meluaskan belanja

Selain dua amalan di atas, dasar hukumnya lemah. Kecuali bersedekah, karena menurut mazhab Maliki hukumnya sunnah. Wallahua'lam.



Doa Pada Hari 'Asyura

Mari manfaatkan momen hari 'Asyura, hari yang penuh keutamaan dan kemuliaan dengan memanjatkan doa.

حَسْبُنَااللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

سُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَالْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَاوَزِنَةَالْعَرْشِ

لاَمَلْجَأَ وَلاَمَنْجَأَ مِنَ اللَّهِ اِلاَّ اِلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَالشَّفْعِ وَالْوِتْرِ

وَعَدَدَكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَانَسْأَلُكَ السَّلاَمَةَبِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَاِلاَّبِاللَّهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ

وَهُوَحَسْبُنَ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ



"Hasbunallahu wani'mal wakiilu ni'mal maulaa wani'man nashiiru

Subhanallahi mil-al miizaani wa muntahal 'ilmi wa mablaghar ridhaa wazinatal 'arsyi

Laa malja-a walaa manja-a minallahi illa ilaihi subhaanallahi 'adadasy syaf'ir wal witri

Wa 'adada kalimaatillahittaammaati kulliha nas-alukas salaamata birahmatika yaa arhamar raahimina

Walaa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiimi

Wa huwa hasbuna wa ni'mal wakiilu ni'mal maulaa wa ni'man nashiiru

Wa shallalahu 'alaa sayyidina muhammadin wa 'alaa aalihi washahbihii wasallam"

Artinya:

"Cukuplah Allah menjadi sandaran kami, dan Dia sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Maha Suci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan dan timbangan 'arsy. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna, kami memohon keselamatan dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Paling Penyayang diantara semua yang penyayang. Dan tiada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Dan Dialah yang mencukupi kami, sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong. Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, teriring keluarga dan sahabat beliau."



Keterangan:

Doa di atas silahkan dibaca pada hari 'asyura, namun untuk dibaca di hari-hari biasa pun tidak masalah karena lafadznya yang umum.



Salam Djimodji

Empat golongan manusia menurut Syekh Abdul Qadir Jailani


Menurut Syekh Abdul Qadir Jailani, bahwa manusia itu dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu :

1. Manusia yang tidak mempunyai lisan dan hati, senang berbuat maksiat, menipu serta dungu. Berhati-hatilah terhadap mereka dan jangan berkumpul dengannya, karena mereka adalah orang-orang yang mendapat siksa.

2. Manusia yang mempunyai lisan, tapi tidak mempunyai hati. Ia suka membicarakan tentang hikmah atau ilmu, tapi tidak mau mengamalkannya. Ia mengajak manusia ke jalan Allah Swt. tapi ia sendiri justru lari dari-Nya. Jauhi mereka, agar kalian tidak terpengaruh dengan manisnya ucapannya, sehingga kalian terhindar dari panasnya kemaksiatan yang telah dilakukannya dan tidak akan terbunuh oleh kebusukan hatinya.

3. Manusia yang mempunyai hati, tapi tidak mempunyai ucapan (tidak pandai berkata-kata). Mereka adalah orang-orang yang beriman yang sengaja ditutupi oleh Allah Swt. dari makhluk-Nya, diperlihatkan kekurangannya, disinari hatinya, diberitahukan kepadanya akan bahaya berkumpul dengan sesama manusia dan kehinaan ucapan mereka. Mereka adalah golongan waliyullah (kekasih Allah) yang dipelihara dalam tirai Ilahi-Nya dan memiliki segala kebaikan. Maka berkumpullah dengan dia dan layanilah kebutuhannya, niscaya kamu juga akan dicintai oleh Allah Swt.

4. Manusia yang belajar, mengajar dan mengamalkan ilmunya. Mereka mengetahui Allah dan ayat-ayat-Nya. Allah Swt. memberikan ilmu-ilmu asing kepadanya dan melapangkan dadanya agar mudah dalam menerima ilmu. Maka takutlah untuk berbuat salah kepadanya, menjauhi serta meninggalkan segala nasihatnya.

Semoga kita semua tidak termasuk kepada golongan yang pertama dan yang kedua dan semoga pula kita dilindungi dari golongan seperti itu.




Salam Djimodji

Kisah Nabi Musa yang 'belajar' kepada Nabi Khidir


Suatu hari Nabi Musa As. berpidato di hadapan kaumnya yaitu Bani Israil. Nabi Musa As. menyampaikan nasihat yang melunakkan hati dan membuat air mata bercucuran. Begitulah para Nabi manakala mereka memberi nasihat. Nasihat mereka melunakkan hati yang keras dan melecut jiwa yang malas. Hal itu karena hati dan jiwa mereka dipenuhi dengan rasa takut dan cinta kepada Allah Swt. Mereka diberi kemampuan untuk menjelaskan dan dikaruniai dengan ilmu yang banyak.

Banyak orang ketika mereka mendengar orasi dari para orator ulung sampai terkagum-kagum. Terlebih jika mereka adalah Nabi-Nabi Allah. Setelah Nabi Musa As. menyelesaikan khutbahnya, dia diikuti oleh seorang laki-laki yang meninggalkan tempat perkumpulan. Laki-laki ini bertanya kepada Nabi Musa As., "Apakah di bumi ini terdapat orang yang lebih alim darimu?" Nabi Musa As. menjawab, "Tidak."

Nabi Musa As. adalah salah seorang Rasul yang mulia. Dia termasuk dari lima Rasul yang digelari Ulul Azmi. Nabi Musa As. menempati urutan ketiga diantara para Nabi dan Rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi. Nabi Ibrahim As. berada di urutan kedua dan Nabi Muhammad Saw. di urutan pertama. Nabi Musa As. adalah Kalimullah (Nabi yang berbincang dengan Allah). Allah Swt. memberinya kitab Taurat yang berisikan cahaya dan petunjuk. Allah Swt. mengajarkannya banyak ilmu. Akan tetapi, seberapapun tingginya ilmu seorang hamba, dia haruslah tetap bertawadhu kepada Tuhannya. Jika dia ditanya dengan pertanyaan seperti itu, semestinya dia menjawab, "Wallahu a'lam." Seberapa pun ilmu yang dimiliki oleh seseorang tetaplah tidak ada bandingannya dibandingkan dengan ilmunya Allah Swt.

Allah Swt. mencela Nabi Musa As. yang tidak mengembalikan ilmu kepada-Nya. Allah Swt. mewahyukan kepadanya, "Ada, ada yang lebih alim darimu. Aku mempunyai seorang hamba di tempat bertemunya dua laut. Dia memiliki ilmu yang tidak kamu miliki." Manakala Nabi Musa As. menyimak hal itu, dia pun bertekad ingin menemui hamba shalih tersebut untuk menimba ilmu darinya. Nabi Musa memohon kepada Allah Swt. agar menunjukkan tempat keberadaannya. Allah Swt. memberitahu bahwa dia berada di tempat bertemunya dua laut. Allah Swt. memerintahkan Nabi Musa As. supaya membawa serta ikan yang telah mati. Musa akan menemukan hamba shalih itu di tempat di mana Allah Swt. menghidupkan ikan itu. Nabi Musa As. berjalan dengan seorang pemuda temannya menuju tempat bertemunya dua laut.

Dia meminta kepada si pemuda agar memberitahu jika ikan itu hidup. Keduanya sampai di sebuah batu di pantai. Nabi Musa As. berbaring di balik batu untuk beristirahat karena perjalanan panjang yang membuatnya letih. Di tempat itulah ikan itu bergerak- gerak di dalam keranjang. Dengan kodrat Allah Swt. ia hidup, melompat ke laut, membuat jalan yang terlihat jelas. Maka airnya berbentuk seperti pusaran, dan Allah Swt. menahan laju air dari ikan tersebut.

Si pemuda melihat ikan yang hidup itu, tetapi dia tidak menyampaikannya kepada Nabi Musa As. karena dia sedang tidur. Setelah terbangun, dia lupa menyampaikan perkara ikan tersebut kepada Nabi Musa As. Pemuda itu belum teringat kecuali setelah keduanya pergi dari tempat itu. Pada hari itu dan pada malam itu keduanya terus berjalan.

Pada hari berikutnya, ketika waktu makan siang telah tiba, Nabi Musa As. meminta pemuda itu untuk menghidangkan makan siang mereka berdua. Makanan mengingatkan pemuda itu kepada ikan, maka dia pun menyampaikan perkara ikan tersebut kepada Nabi Musa As. Ikan itu telah lompat pada saat keduanya beristirahat di batu kemarin. Perjalanan keduanya cukup mudah. Keduanya melewati tempat yang ditentukan, hingga kelelahan. Nabi Musa As. dan temannya berjalan berbalik menyusuri jejak semula yang telah mereka lalui, demi menuju ke batu tempat mereka beristirahat. Laki-laki yang dicari oleh Nabi Musa As. berada di sana di tempat di mana ikan itu lepas. Sampailah keduanya di batu itu. Keduanya mendapati seorang hamba shalih sedang berbaring di atas tanah yang hijau tertutup oleh kain, ujungnya di bawah kakinya dan ujung lainnya di bawah kepalanya.

Nabi Musa As. langsung memberi salam, "Assalamu'alaikum." Sepertinya daerah itu adalah daerah kafir. Oleh karenanya, hamba shalih tersebut merasa sangat aneh mendengar salam di daerah itu. Dia menjawab, "Dari mana salam di bumiku." Kemudian hamba shalih itu bertanya siapa Musa. Nabi Musa As. memperkenalkan diri sekaligus menyampaikan maksud kedatangannya. Dia datang untuk menyertainya dan belajar ilmu yang berguna darinya.

Hamba shalih itu berkata mengingkari perjalanan Nabi Musa As. kepada dirinya, "Apa kamu tidak merasa cukup dengan apa yang ada dalam kitab Taurat dan kamu diberi wahyu?" Kemudian hamba shalih itu menyampaikan bahwa ilmu mereka berdua berbeda, walaupun sumber keduanya adalah satu. Hanya saja, masing-masing mempunyai ilmu yang berbeda yang Allah Swt. khususkan untuknya. "Wahai Musa, sesungguhnya aku memiliki ilmu yang Allah ajarkan kepadaku yang tidak kamu ketahui. Kamu juga mempunyai ilmu yang Allah ajarkan kepadamu yang tidak Allah ajarkan kepadaku."

Nabi Musa As. meminta agar diizinkan untuk menyertainya dan mengikutinya. Dia menjawab, "Kamu tidak akan bisa bersabar bersamaku." Nabi Musa As. pun berjanji akan sabar dengan izin dan kehendak Allah Swt. Hamba shalih itu mensyaratkan atas Nabi Musa As. agar tidak bertanya tentang sesuatu sampai dia sendiri yang nanti akan menjelaskan dan menerangkannya.

Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir As. berjalan di pantai. Keduanya hendak menyeberang ke pantai yang lain, dan mendapatkan perahu kecil yang akan menyeberangkan para penumpang di antara kedua pantai. Orang-orang sudah mengenal hamba shalih itu, maka mereka menyeberangkannya bersama dengan Nabi Musa As. ke pantai seberang secara gratis.

Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir As. melihat seekor burung yang hinggap di pinggir perahu. Burung itu mematok air dari laut sekali, maka hamba shalih berkata kepada Nabi Musa As., "Demi Allah, ilmumu dan ilmuku dibandingkan dengan ilmu Allah hanyalah seperti yang dipatokkan burung itu dengan paruhnya dari air laut."

Ketika keduanya berada di atas perahu, Nabi Musa As. dikejutkan oleh Nabi Khidhir yang mencopot sebuah papan kayu dari perahu itu dan menancapkan patok padanya. Nabi Musa As. lupa akan janjinya, dengan cepat dia mengingkari.

Pengrusakan di bumi adalah kejahatan, yang lebih jahat jika dilakukan kepada orang yang memiliki jasa kepadanya, "Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan besar." (QS. Al-Kahfi: 71). Di sini hamba shalih itu mengingatkan Musa akan janjinya, "Bukankah aku telah berkata, 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama denganku." (QS. Al-Kahfi: 72). Pertanyaan Nabi Musa As. yang pertama ini dikarenakan dia lupa, sebagaimana hal itu dijelaskan oleh Rasulullah Saw.

Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir terus berjalan. Nabi Musa As. dikejutkan oleh Nabi Khidhir yang menangkap anak kecil yang sehat dan lincah. Nabi Khidhir menidurkan dan menyembelihnya, memenggal kepalanya. Di sini Nabi Musa As. tidak sanggup untuk bersabar terhadap apa yang dilihatnya. Dengan tangkas dia mengingkari, sementara dia menyadari janji yang diputuskannya. "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang munkar." (QS. Al-Kahfi: 74)

Pengingkaran Nabi Musa As. dijawab oleh hamba shalih itu dengan pengingkaran, "Bukankah sudah aku katakan bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersamaku?" (QS. Al-Kahfi: 75)

Di sini Nabi Musa berhadapan dengan kenyataan yang sebenarnya, bahwa dia tidak mampu berjalan menyertai laki-laki ini lebih lama lagi. Nabi Musa tidak kuasa melihat perbuatan seperti ini dan diam. Hal ini kembali kepada dua perkara. Pertama, tabiat Nabi Musa. Nabi Musa dengan jiwa kepemimpinan yang dimilikinya sudah terbiasa menimbang segala sesuatu yang dilihatnya. Dia tidak terbiasa diam jika menyaksikan sesuatu yang tidak diridhainya.

Dan kedua, dalam syariat Nabi Musa, pembunuhan seorang anak adalah sesuatu kejahatan. Bagaimana mungkin Nabi Musa tidak mengingkarinya, siapa pun pelakunya. Dalam hal ini Musa mengakui kepada hamba shalih tersebut. Musa memohon kesempatan yang ketiga dan yang terakhir. Jika sesudahnya Nabi Musa bertanya, maka dia berhak untuk meninggalkannya.

Keduanya lantas berjalan, hingga tibalah di sebuah desa yang penduduknya pelit. Nabi Musa dan Nabi Khidhir meminta kepada mereka hak bertamu. Namun mereka berdua hanya mendapatkan penolakan dari mereka. Walaupun demikian, Nabi Khidhir memperbaiki tembok di desa itu yang miring dan hampir roboh. Ini perkara yang aneh. Mereka menolak menerima keduanya sebagai tamu, tapi hamba shalih ini memperbaiki tembok mereka dengan gratis.

Di sini Nabi Musa As. memilih berpisah. Hal ini ditunjukkan oleh pertanyaan Nabi Musa As. kepada hamba shalih tentang alasan dia memperbaiki tembok secara gratis, padahal tembok itu dimiliki oleh kaum yang menolak mereka.

Seandainya Nabi Musa As. bersabar menyertai hamba shalih ini, niscaya kita bisa mengetahui banyak keajaiban dan keunikan yang terjadi padanya. Akan tetapi Nabi Musa As. memilih berpisah setelah hamba shalih ini menerangkan tafsir dari perbuatannya dan rahasia yang terkandung dari perilaku yang dilakukannya. Dan perkara ini tercantum dalam surat Al-Kahfi.

Adapun tiga hikmah yang ada dibalik tiga kejadian yang 'diajarkan' oleh Nabi Khidir kepada Nabi Musa adalah :

Kejadian pertama adalah ketika Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera." (QS Al-Kahfi: 79)

Kejadian yang kedua adalah ketika Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya)." (QS Al-Kahfi: 80-81)

Kejadian yang ketiga (terakhir) adalah dimana Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". (QS Al-Kahfi: 82)

Akhirnya Nabi Musa As. sadar hikmah dari setiap perbuatan yang telah dikerjakan Nabi Khidir. Akhirnya mengerti pula Nabi Musa dan merasa amat bersyukur karena telah dipertemukan oleh Allah dengan seorang hamba Allah yang shalih yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat dituntut atau dipelajari yaitu ilmu laduni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa as. dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa gembira.




Salam Djimodji

Menjaga lima perkara sebelum datang lima perkara lainnya


Imam Hakim dan Baihaqi telah meriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw. bahwa beliau bersabda sebagai berikut:

"Manfaatkanlah kesempatan yang lima, sebelum (datang) lima yang lainnya, yaitu: Masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Masa sehatmu sebelum datang sakitmu. Masa kayamu sebelum datang fakirmu. Masa hidupmu sebelum matimu. Dan masa senggangmu sebelum datang kesibukanmu."

Keterangan:

Hadits di atas mengandung pengertian, bahwa kita harus dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya lima kesempatan yang ada dan baik sebelum datang lima perkara yang menyakitkan. Lima kesempatan itu adalah:

1. Masa muda sebelum datang masa tua

Maksudnya adalah selagi masih muda kita harus banyak berbuat ketaatan karena kondisi kita masih kuat, sebelum datang masa tua kita. Bayangkan apabila kita sudah tua, tentu akan lebih berat untuk berbuat ketaatan karena faktor fisik yang lemah dan kurang mendukung.

2. Masa sehat sebelum sakit

Kesehatan memang bukan segalanya tapi tanpa kesehatan semuanya menjadi tidak berarti. Seperti itulah ungkapan yang banyak disebutkan tentang bagaimana menjadi sehat adalah sebuah rezeki dan kenikmatan yang tiada tara sehingga Rasulullah Saw. berpesan agar selagi kita masih diberikan kesehatan maka perbanyaklah amal shaleh yang nantinya itu akan berguna bagi diri kita sendiri, sebelum datang sakit.

3. Masa kaya sebelum datang fakir

Kaya disini berarti adalah kelapangan harta dan Rasulullah Saw. berpesan selagi punya kemampuan untuk bersedekah, berinfaq atau berjihad dengan harta maka kita harus banyak memberikan sebagian apa yang kita miliki untuk orang-orang yang membutuhkan, sebelum datangnya musibah yang akan merenggut harta kita. Seandainya kita tidak memanfaatkan hal itu dengan banyak bersedekah, berinfaq atau berjihad dengan harta, maka kita akan menjadi orang yang fakir baik itu di dunia maupun di akhirat.

4. Masa hidup sebelum mati

Penyesalan akan datang belakangan dan itu adalah tipikal dari kebanyakan manusia, yaitu menyesal sedangkan itu sudah terlambat. Namun jangan sampai kita menyesal setelah kita hidup di akhirat kelak karena tak akan ada kesempatan dua kali untuk memperbaiki apa yang telah kita lakukan di dunia. Untuk itu Rasulullah Saw. berpesan agar kita memanfaatkan dengan sebaik-baiknya masa hidup kita sebelum datang kematian, karena kesempatan hanya datang sekali, yaitu di masa hidup kita sekarang ini.

5. Waktu senggang sebelum datang kesibukan

Hari kiamat itu pasti dan waktunya pun bisa terjadi sewaktu-waktu. Di saat itu tiap-tiap manusia akan disibukkan dengan ketakutannya masing-masing dan untuk itu Rasulullah Saw. berpesan agar kita memanfaatkan waktu senggang kita sekarang ini dengan sebaik-baiknya sebelum datangnya kesibukan saat hari kiamat nanti.

Semoga kita bisa memelihara lima perkara diatas sebelum datang lima perkara yang lainnya.




Salam Djimodji

Kamis, 17 Februari 2011

Membuka Pintu Sukses Yang Tertutup

Dari pengalaman saya, baik saat memberikan konsultasi atau pelatihan, pencapaian rendah seseorang biasanya disebabkan karena mereka menutup pintu sukses sendiri. Saya sendiri mengalaminya. Banyak hal yang tidak saya lakukan atau tidak saya dapatkan dimasa lalu sebab saya menutup diri untuk mendapatkan atau melakukan hal tersebut. Sekali saya membukanya, maka saya mendapatkan banyak hal yang sebelumnya seperti tidak bisa saya raih.

Apakah semua hal sudah saya capai? Tentu saja tidak. Saya masih harus terus menerus membuka dan memperlebar pintu sukses saya. Tidak ada orang yang sudah membuka semua pintu suksesnya.

Bagaimana dengan Anda? Anda sudah berhasil membuka berbagai pintu sukses. Buktinya adalah apa yang Anda lakukan dan miliki saat ini. Anda bisa mendapatkan lebih banyak lagi, jika kita mau membuka pintu sukses lebih banyak lagi.
Kenapa Pintu Sukses Tidak Terbuka?

Pertama karena Anda mengira tidak ada sukses dibalik pintu itu. Ini yang disebut dengan apriori. Termasuk saat ada ide atau peluang bisnis yang bagus, tetapi karena kita apriori terhadap peluang tersebut, Anda tidak membukanya. Dan, Anda kehilangan peluang itu.

Salah satu penyebab apriori adalah generalisir. Sayangnya banyak orang yang lebih suka mengeneralisir kejelekan daripada kebaikan. Saya sering mendapatkan email yang mengira Zona Sukses adalah money game. Aneh memang. Mungkin karena saat mereka pertama kali mengenal internet, mereka langsung tergiur money game. Kemudian mereka mengira bahwa website lain pun sama seperti money game.

Apa akibatnya? Karena dia mengira semua web itu menawarkan money game, maka dia akan banyak kehilangan peluang mendapatkan manfaat dari berbagai informasi, pelayanan, dan produk yang diberikan oleh berbagai website. Sepertinya ini contoh extrim, namun pada kenyataannya benar-benar terjadi. Tentu saja ini hanya salah satu contoh saja, masih banyak kasus-kasus lainnya.

Bagaimana agar terhindar dari sikap apriori? Seringkali, sikap ini muncul dari orang malas. Dia malas mencari tahu lebih jauh dan dia malas untuk berpikir. Jadi, supaya Anda tidak menjadi orang yang apriori, caranya mudah, hilangkan rasa malas untuk mencari tahu dan berpikir. Bahkan, hilangkah rasa malas untuk mencoba. Malas dan apriori memang pasangan yang ideal.

Alasan kedua mengapa pintu sukses tidak terbuka, karena Anda merasa tidak sanggup membukanya. Anda merasa bahwa pintu sukses itu bukan untuk Anda, tetapi hanya untuk orang lain. Sebab Anda merasa tidak bisa, tidak sanggup, atau merasa tidak berhak. Kenapa terjadi? Penyebabnya ialah karena Anda merasa rendah diri. Semakin rendah diri, semakin banyak pintu yang tetap tertutup untuk Anda. Sebaliknya, semakin Anda percaya diri, akan semakin banyak pintu sukses yang terbuka. Jadi, agar lebih banyak pintu sukses yang terbuka, maka tingkatkan kepercayaan diri Anda.
Bukalah Pintu Sukses Lebih Banyak Lagi

Percayalah, Anda sudah mampu membuka pintu sukses. Buktinya ada pada diri Anda saat ini. Apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda miliki saat ini adalah bukti nyata seberapa banyak pintu sukses yang sudah Anda buka. Syukuri itu.

Jika Anda ingin menambah lagi, maka Anda harus mau membuka lebih banyak pintu sukses dengan dua cara ini:

1. Miliki kemauan untuk mencari tahu, berpikir, dan mencoba peluang-peluang atau ide baru. Baik dalam karir maupun bisnis. Artinya Anda jangan malas untuk mencari tahu.
2. Tingkatkan kepercayaan diri Anda. Semakin tinggi percaya diri Anda, akan semakin banyak pintu sukses yang terbuka.

Apakah hanya dua cara ini? Tentu saja tidak. Namun, yang lebih penting ialah bukan bertanya apa saja yang bisa membuka pintu sukses itu, tetapi apakah Anda sudah melakukan kedua cara diatas?

Mulailah membuka pintu sukses Anda sekarang juga.

Kekuatan Langkah Pertama

Langkah pertama selalu diperlukan. Perjalanan 1.000 km selalu diawali dengan langkah pertama. Bisnis besar, karir yang cemerlang, dan kehidupan sukses lainnya diawali dengan langkah pertama. Atau saat Anda memasuki kehidupan yang baru, baik dalam bisnis, karir, keluarga, dan sebagainya, Anda akan melalui langkah pertama.

Apa istimewanya langkah pertama? Langkah pertama itu berat. Seperti mobil atau sepeda motor, untuk mulai menggelinding harus menggunakan gigi satu karena memerlukan tenaga yang besar. Setelah berjalan, mobil bisa menggunakan gigi 2,3,4, dan 5. Langkah pertama juga adalah momentum. Kesulitan akan terjadi pada langkah pertama, dan itu adalah wajar. Namun, saat kita berhasil melalui langkah pertama, maka apa yang kita lakukan akan lebih lancar.
Langkah Pertama Tidak Berhasil

Banyak orang yang mengalami kegagalan pada langkah pertama. Kegagalan ini adalah wajar. Namanya juga langkah pertama, berat dan kita masih meraba-raba. Langkah pertama memang seringkali begitu sulit sehingga banyak yang gagal. Namun, bukan masalah gagal atau tidaknya yang harus menjadi perhatian Anda, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana Anda menyikapi kegagalan tersebut.

Karena kegagalan di langkah pertama itu adalah sesuatu yang wajar, maka Anda tidak perlu kecewa, tidak perlu sedih, apalagi menyerah karena putus asa. Santai saja. Berpikirlah yang jernih untuk mencari jawaban agar Anda bisa melangkah dengan benar. Tariklah nafas untuk mencari dan mengumpulkan energi untuk memulai melangkahkan kaki. Cobalah lagi dengan cara yang berbeda setelah Anda mempelajari kesalahan sebelumnya.
Langkah Pertama: Keluar Zona Nyaman

Saat Anda melakukan langkah pertama, artinya ada sedang berusaha keluar dari zona nyaman. Memang perpindahan zona selalu memerlukan energi lebih. Anda perlu energi lebih untuk mempelajari langkah-langkah yang harus Anda tempuh. Anda perlu energi sebab daya tarik zona nyaman begitu besar dan Anda harus lepas dari tarikan untuk kembali ke zona nyaman.

“Wah ternyata sulit, ini bukan untuk saya.”

“Saya tidak sanggup melakukan hal ini.”

“Saya memang tidak berbakat.”

Kata-kata diatas adalah lagu lama Anda di zona nyaman. Jangan biarkan hati Anda menyanyikan lagu-lagu ini karena Anda akan terus terlena menikmati zona nyaman. Padahal, seperti dijelaskan dalam ebook gratis saya, bahwa zona nyaman itu adalah ilusi. Tidak ada kenyamanan sejati di zona nyaman.

Sekali Anda berhasil mengayunkan langkah pertama, artinya Anda sudah berada di zona zukses. Langkah selanjutnya akan lebih mudah. Yang Anda perlukan sekarang adalah cari tahu bagaimana cara melangkah dan kumpulkan energi untuk kekuatan langkah Anda. Ingat, langkah pertama adalah titik awal keberhasilan Anda. Jangan berhenti apalagi mundur.
Langkah Pertama Seorang Bayi

Lihatlah seorang bayi yang sedang belajar berjalan. Dia mencoba berjalan, kemudian terjatuh. Mungkin dia nagis, tetapi dia berusaha lagi untuk mencoba melangkah dengan penuh keceriaan. Sampai akhirnya dia mampu berjalan dengan penuh suka cita.

Kita bisa meniru seorang bayi yang tidak pernah menyerah meski sulit untuk melangkah yang pertama. Karena kita tahu, ada keceriaan, kebahagiaan, dan keberhasilan setelah kita mampu melangkah yang pertama kali. Teruslah mencoba, teruslah melangkah meski Anda harus jatuh bangun. Belajarlah cara melangkah yang benar. Carilah bimbingan seperti seorang bayi yang dituntun oleh ibunya untuk melangkah.

Kadang, seorang ibu memperlihatkan mainan kesukaan bayinya agar mau mencoba untuk berjalan. Untuk merangsang dan menambah motivasi. Begitu juga, jika Anda merasa kehilangan motivasi, lihatlah dalam imajinasi Anda bahwa di depan ada sesuatu yang Anda inginkan. Lihatlah terus dan kejarlah dengan ceria dan penuh semangat agar langkah pertama Anda penuh energi.

Tidak berhasil pada langkah pertama itu wajar, yang penting teruslah mencoba untuk melangkah.

Ide-ide adalah sebuah Potensi

Benarkah kita memiliki potensi yang dahsyat? Ya tentu saja, dan salah satunya adalah ide-ide yang ada di dalam kepala Anda. Saya mengatakan ada di kepala Anda, sebab memang ide-ide tersebut sudah ada. Jumlahnya sangat banyak, sebanding dengan proses belajar Anda selama ini.

Jika Anda tahu tekniknya, Anda bisa menghasilkan jutaan ide yang selama ini terpendam dalam kepala Anda. Diantara jutaan ide tersebut, akan ada beberapa ide yang luar biasa yang memapu mengubah hidup Anda atau mengatasi masalah terbesar Anda saat ini.
Anda Punya Potensi: Jangan Cepat Menyerah

Ada dua kondisi saat seseorang disebut menyerah. Bukan hanya bagi orang yang sedang terpuruk saja, tetapi mungkin bagi Anda yang merasa baik-baik saja.

Pertama: seseorang yang sedang ditimpa masalah besar atau musibah yang berat, kemudian dia berputus asa tidak berusaha bangkit dan pasrah apa pun yang terjadi. Ini adalah menyerah.

Kedua: orang yang merasa baik-baik saja, tetapi dia memiliki impian yang besar tetapi dia tidak berusaha mengejarnya atau pernah mencoba tetapi berhenti. Orang macam ini masih tergolong menyerah, karena dia menyerah untuk berusaha mencapai cita-citanya.

Terlepas kondisi mana yang terjadi, jangan mudah menyerah, karena kepala Anda sebenarnya adalah gudang ide. Masih ada yang bisa Anda lakukan, baik itu untuk keluar dari masalah Anda atau untuk mengejar cita-cita Anda yang tinggi.

Saat Anda bingung, apa lagi yang harus dilakukan, berpikirlah. Keluarkan ide-ide Anda. Olah ide-ide Anda. Jangan pernah berhenti berpikir untuk menghasilkan ide-ide cemerlang yang bisa saja mengatasi masalah Anda atau memberikan gagasan untuk mencapai cita-cita yang tinggi.
Keluarkan Potensi Itu: Berpikirlah Di Luar Kotak

Mengapa ide-ide yang sudah ada di dalam kepala tidak keluar? Sebab Anda berpikir di dalam kotak. Artinya Anda hanya berpikir dalam pakem yang itu-itu saja, hanya memilih ide yang biasa dilakukan, atau hanya melihat gagasan yang mudah diterima. Padahal seringkali ide-ide brilian datang dalam wujud yang aneh, sulit diterima, dan belum pernah dilakukan.

Mengapa berpikir di dalam kotak?

Penyebabnya adalah:

* Keengganan untuk menerima sesuatu yang baru, aneh, dan belum pernah dilakukan. Padahal selama itu halal, silahkan saja dicoba.
* Karena input yang masuk ke dalam pikiran Anda sangat terbatas. Kurangnya pemicu untuk membangkitkan ide-ide yang terdalam. Cobalah lihat dunia luar. Baca buku, baca majalah, baca internet, dan pergilah ke luar. Anda akan menemukan banyak hal baru yang akan memicu ide-ide baru.
* Tidak tahu bagaimana caranya membangkitkan ide-ide baru yang ada di dalam pikiran Anda. Untuk itu, Anda perlu belajar teknik-teknik kreativitas baik itu teknik sistematis maupun intuitif. Keduanya sama, jika digabungkan akan memiliki kekuatan dahsyat.

Ambillah Tindakan, Sekecil Apa Pun Ide Anda

Setelah Anda berhasil mengeluarkan dan menemukan ide-ide cemerlang, itu tidak akan berguna jika Anda tidak mengambil tindakan. Sekecil apa pun ide Anda. Sesederhana apa pun ide Anda. Anda tetap perlu mengambil tindakan, setidaknya menguji ide tersebut, bahkan untuk sekedar mencatatnya. Tindakan adalah satu-satunya bentuk penghargaan Anda terhadap ide Anda sendiri.

Saat Anda menemukan ide, kemudian Anda tidak mengambil tindakan, artinya Anda tidak menghargai diri sendiri. Jika tidak mungkin dilakukan sekarang, catatlah. Jika tidak, ide tersebut akan kabur kembali alias hilang, lenyap ditelan oleh apa yang disebut lupa.

Jadi, bangkitkan ide dan ambillah tindakan. Selalu ada ide artinya selalu ada tindakan yang bisa diambil baik untuk mengatasi masalah atau mencapai pencapaian besar. Jangan cepat menyerah, sebab Anda memiliki potensi yang dahsyat.

Mimpi Masa Kini adalah Kenyataan Hari Esok

Benarkah mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok? Jika Anda orang optimis, Anda akan mengetujuinya. Tapi mungkin saja Anda masih berpikir, kemudian otak berputar mencari bantahan terhadap ungkapan ini. Bahkan Anda yang membantah bahwa kita tidak boleh sok tahu dengan masa depan, karena itu adalah urusan Allah.

Kita bukan sok tahu tentang masa depan, tetapi kita menginginkan sesuatu di masa depan, atau yang kita sebut dengan cita-cita. Mimpi, selama itu positif akan mengarahkan tindakan kita pada hal yang positif pula.

Bagaimana agar mimpi kita menjadi kenyataan di hari esok?

Beda Mimpi dengan Panjang Angan-angan

Agar tidak terjadi salah paham bahwa Motivasi Islami mengajarkan panjang angan-angan, saya akan jelaskan apa bedanya mimpi dengan panjang angan-angan. Mimpi artinya mengingkan sesuatu di masa depan. Sementara, panjang angan-angan adalah mengandalkan masa depan. Mengandalkan masa depan jelas tidak boleh, sebab hidup kita akan tergantung oleh sesuatu yang belum jelas. Sementara menginginkan sesuatu di masa depan adalah hal yang berbeda dan itu adalah sah-sah saja selama keinginan itu baik untuk kepentingan dunia dan akhirat.

Silahkan baca artikel Visioner dan Panjang Angan-angan.
Agar Mimpi Menjadi Kenyataan

Supaya mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok bukan sekedar slogan, ada syarat-syarat yang harus kita penuhi. Harus bertindak? Ya, tetapi bertindak bukan segalanya. Kebanyakan orang akan mengatakan mimpi tanpa tindakan akan percuma. Memang iya, namun pemahaman ini belum seutuhnya benar karena ada pemisahan antara mimpi dan tindakan. Padahal, pikiran dan tindakan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Lalu seperti apa? Tidak perlu bertindak? Bukan itu maksudnya. Maksudnya adalah mimpi itu sendiri akan membawa tindakan. Tindakan Anda yang lahir itu adalah hasil dari mimpi. Jika seseorang mengaku memiliki impian besar tetapi tidak ada tindakan untuk mewujudkannya, artinya dia tidak benar-benar punya impian. Impiannya hanya di mulut saja sebagai hiasan dalam bicara. Jika impian tersebut sudah tertanam dalam hati, maka tindakan akan secara otomatis mengikutinya.

Jadi, kunci utama agar mimpi menjadi kenyataan ialah kita harus benar-benar menginginkan impian itu. Tindakan akan mengikuti secara otomatis tanpa harus diperintah lagi. Tindakan otomatis inilah yang akan menjadikan mimpi itu adalah sebuah kenyataan. Anda tidak akan nyaman hanya berdiam diri saja tanpa melakukan usaha yang mendekatkan kepada impian. Tidak perlu di dorong-dorong oleh orang lain atau diri sendiri. Tindakan akan hadir dengan sendirinya.

Ingat hadist yang mengatakan jika hati kita baik maka segalanya akan baik. Hati adalah raja, tubuh adalah prajuritnya. Jika hati sudah mengarah ke satu arah maka tubuh pun akan mengikutinya. Semuanya tergantung niat dan niat letaknya di hati. Mimpi itu adalah niat kita untuk mendapatkan sesuatu di masa depan.
Anda Memerlukan Peta

Saat Anda sudah memiliki impian, benar-benar impian, Anda sudah punya sumber energi yang dahsyat. Anda sudah punya arah yang jelas, yaitu impian Anda. Tetapi, untuk menghubungkan tempat Anda saat ini dengan tempat tujuan Anda, Anda memerlukan peta. Peta tidak selamanya harus fisik. Peta tidak selamanya harus lengkap.

Peta itu adalah petunjuk arah, kemana Anda harus melangkah. Untuk tujuan yang dekat atau tujuan yang sudah Anda ketahui, Anda tidak perlu peta dalam bentuk fisik, sebab peta tersebut sudah tergambar dalam pikiran Anda. Namun untuk tujuan jauh dan belum pernah Anda kunjungi sebelumnya, peta itu sangat diperlukan supaya Anda tidak salah jalan.

Namun peta itu tidak perlu lengkap, cukup memberikan arah untuk lengkah pertama saja. Selanjutnya Anda akan menemukan jalan sukses dengan sendirinya. Silahkan baca artikel Anda Akan Menemukan Jalan Sukses.

Jadi, agar Mimpi Masa Kini Adalah Kenyataan Hari Esok, mimpi Anda harus benar-benar keinginan terdalam Anda dan tertanam dalam hati serta Anda memiliki peta untuk menempuhnya.