Minggu, 29 Mei 2011

Perspektif Al-Fahmu Yang Diinginkan Atas Setiap Ikhwah

Dalam Rukun Bai’at yg sepuluh imam Syahid Hasan Al-Banna meletakkan rukum Al-Fahmu pd urutan pertama & menjadi penunjuang akan esensi yg harus dilakukan oleh seorang ikhwah, jika al-fahmu dapat dikuasai maka niscaya seorang ikhwah tdk akan sulit memahami Islam secara kaffah seperti yg difahami oleh gerakan Ikhwanul Muslimin, & memahami apa yg seharusnya dilakuakan oleh seorang ikhwah dalam berbagai langkah & kehidupannya bersama gerakan Ikhwanul Muslimin.

Banyak pihak yg mempertanyakan mengapa Imam Syahid Hasan Al Banna mendahulukan pemahaman dalam Arkanul Baiah ini. Ustadz Dr. Yusuf Al Qaradhawi menjelaskan bahwa urutan yg dibuat oleh Imam Syahid Hasan Al Banna sudah tepat. Karena beliau tahu betul skala prioritas, mendahulukan apa yg harus didahulukan.

Skala prioritas dalam memperjuangkan Islam haruslah diperhatikan. Hal ini jelas, yg hampir tdk seorangpun diantara para pemikir dikalangan umat Islam yg memperselisihkannya. Dengan menentukan skala prioritas dalam melakukan kegiatan dakwah, tarbiyah, gerakan & penataan ini yg keseluruhannya adalah merupakan unsur utama bagi setiap usaha pembatuan Islam. Atau penghidupan kembali manhaj Islam dalam diri manusia, akan terwujudlah kebangkitan & kebangunan di seluruh wilayah Islam sebagaimana yg kita saksikan saat ini.

Beliau lalu menjelaskan fungsi pemahaman selaras dg aksioma, pemikiran harus mendahului gerakan, gambaran yg benar merupakan pendahuluan dari perbuatan yg lurus. Karena ilmu merupakan bukti keimanan & jalan menuju kebenaran. Para ahli sufi juga membuat alur: ilmu akan membentuk sikap, sikap akan mendorong perbuatan. Sebagaimana pernyataan psikolog yg menyatakan ada alur antara pengetahuan, emosi & perbuatan.

Prinsip Al Fahmu dg 20 prinsipnya merupakan deklarasi bahwa Islam adalah solusi. Karena Islam adalah solusi maka kaidah-kaidah yg ada dalam Al Fahmu ini akan menjadi kaidah dasar dalam melakukan segala aktifitas. Seperti halnya yg telah diterangkan pd prinsip pertama dalam rukun Al-Fahmu ini tentang Syumuliatul Islam:

“Islam adalah system yg syamil (menyeluruh) mencakup seluruh aspek kehidupan. Ia adalah Negara & tanah air, pemerintahan & umat, moral & kekuatan, kasih sayang & keadilan, peradaban & undang, ilmu pengetahuan & hokum, materi & kekayaan alam, penghasilan & kekayaan, jihad & dakwah, serta pasukan & pemikiran. Sebagaimana ia juga aqidah yg murni & ibadah yg benar, tdk kurang tdk lebih”22

22Prinsip pertama ini mengajarkan kepada kita bahwa aktivitas kita sehari-hari bukan hanya aktivitas semu yg tdk berlandaskan pd Islam, setiap muslim harus menyadari, mengetahui, meyakini & mengamalkan Islam sesuai dg kebesaran Islam itu sendiri. Sehingga semua permasalahan kehidupan baik yg yang pribadi & yg lebih besar dari pd itu disandarkan pd tata aturan Islam.

Tidak ada pemisahan antara agama & negara, seperti ungkapan ,” berikanlah hak negara kepada raja, & berikanlah, hak agama kepada Tuhan. ” Tidak akan pernah ada sekularisme & liberalism dalam pemikiran & aktivitas lainnya di muka bumi ini. Dan hal ini sepadan dg firman Allah yg memerintahkan umat Islam utk masuk ke dalam agama Islam secara kaffah.

Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yg beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, & janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yg nyata bagimu”2. (Al-Baqarah:208)

Pembahasan mengenai Rukun Al Fahmu & 20 Prinsip ini sudah banyak sekali bertebaran di buku-buku yg ditulis oleh para pewaris Dakwah Imam Syahid Hasan Al Banna. Inti dari landasan Syari aktivitas berlandaskan Rukun Al Fahmu dapat kita ketahui diakhir rukun Al Fahmu ini Imam Syahid Hasan Al Banna menutupnya dg kata-kata:

“Apabila saudaraku Muslim mengetahui agamanya dalam kerangka prinsip-prinsip tersebut, maka ia telah mengetahui makna dari Syiarnya : Al Quran adalah undang-undang kami & Rasul adalah Teladan kami. 2 Artinya kerangka aktivitas hidup kita di dunia harus selalu berada dalam pedoman Al Quran & Sunnah Rasulullah Saw.

Urgensi Al-Fahmu

Al-Fahmu dalam diri setiap ikhwah adalah suatu keniscayaan, sebab ia dapat membantu keselamatan amal, baiknya penerapan & memelihara pelakunya dari ketergelinciran.

umar bin Abdul Azia berkata: “Barangsiapa yg beramal tanpa di dasari ilmu, maka unsur merusaknya lebih banyak daripada maslahatnya”. (Sirah wa manaqibu Umar bin Abdul Aziz, Ibnu Al-Jauzi; 250)

Orang yg ikhlas beramal tetapi tdk memiliki pemahaman yg benar & tdk mampu menempatkan sesuatu pd tempatnya mungkin dapat tersesat jauh. Rasulullah saw bersabda:

فقيه واحد أشد على الشيطان من ألف عابد

“Satu orang faqih itu lebih berat bagi syetan daripada seribu ahli Ibadah”2 (At-Tirmidzi: 5/46. Nomor:2641)

Umar bin Al-Khattab juga berkata: “Kematian seribu ahli ibadah yg selalu shalat malam & berpuasa di waktu siang itu lebih ringan daripada kematian orang cerdas yg mengetahui hal-hal yg dihalalkan & diharamkan oleh Allah”. (Jami' bayanil ilmi wal fadhlihi; Ibnu Abdul Barr: 1/26)

Rasulullah saw bersabda: “Semoga Allah memberi kecerahan pd wajah seseorang yg mendengar hadits dariku, lantas ia menghafalkannya hingga dapat menyampaikan kepada orang lain. sebab, terkadang seseorang membawa suatu pemahaman (ilmu) kepada orang yg lebih paham. Dan, terkadang orang yagn membawa sebuah ilmu bukan ulama. ” (Abu Daud: 3/321. No. 3660 & At-Tirmidzi: 5/33. No. 2656)

Allah SWT melebihkan satu nabi yg lain karena kedalaman pemahaman yg dianugrahkan kepadanya. Allah SWT berfirman: “Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat), & kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah & ilmu”. (Al-Anbiya:79)

Ibnu Abbas dimuliakan meski masih muda usianya, melebihi kebanykan tokoh-tokoh senior lainnya, karena pemahaman yg baik yg dikaruniakan Allah kepadanya. Sehingga, ia berhak menjadi anggota Majelis Syura Amirul Mukminin Umar bin Khattab saat itu.

oleh karena itu, wahai saudaraku, berusahalah memiliki pemahaman yg benar & cermat. pemahaman yg mencapai dasar urusan & menempatkan sesuatu pd tempatnya, tanpa berlebih-lebihan & tanpa meremehkan. Juga pemahaman yg jernih, murni, integral & peripurna. Sebab, barangsiapa yg dikaruniai oleh Allah pemahaman yg benar, maka ia telah mendapatkan karunia yg banyak, keutamaan yg besar terhindar dari ketergelinciran & terjaga dari penyimpangan.

Ibnu Al-Qayyim berkata: “Benarnya pemahaman & baiknya tujuan merupakan nikmat terbesar yg diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Bahkan, hamba tdk dikarunia nikmat yg lebih utama setelah nikmat Islam melebihi kedua nikmat tersebut. Dua nikmat itu merupakan dua kaki & tulang punggung Islam. Dengan keduanya, hamba terhindar dari jalan-jalan orang-orang yg dimurkai (yaitu orang-orang yg buruk tujuannya), & dari orang-orang yg sesat (yaitu orang-orang yg buruk pemahamannya), serta akan menjadi orang-orang yg diberi nikmat (yaitu orang-orang yg baik pemahaman & tujuannya). Merekalah orang-orang yg terbimbing di jalan yg lurus, di mana kita semua diperintahkan memohon kepada Allah dalam setiap shalat agar dibimbing ke jalan mereka.

Benar pemahaman merupakan cahaya yg disemayamkan oleh Allah dalam hati hamba-Nya. Dengannya , ia dapat membedakan antara yg baik & yg buruk; yg hak & yg batil; petunjuk & kesesatan penyimpangan & kelurusan. ” (A'alamul Muwaqqi'in; Ibnu Al-Qayyim: 1/187)



Salam Djimodji

Tidak ada komentar:

Posting Komentar