Kamis, 01 Juli 2010
Pengobatan Ala Rosululloh
Sakit merupakan bagian dari hidup. Meskipun kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kesehatan badan kita, dengan mengkonsumsi makanan halal dan bergizi tinggi, menjalani pola hidup yang sehat, dan rajin melakukan cek medis. Kalau Allah menghendaki hamba-Nya sakit, maka sakitlah hamba itu. Karena sakit sudah merupakan sunnatullah dalam kehidupan makhluk-Nya.
Allah befirman :
“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS Al-Anbiya’: 35)
Rasulullah SAW bersabda, “Bencana itu akan selalu menghiasi hidup seorang mu’min atau mu’minah, pada jasad, harta dan anaknya sehingga ia bertemu dengan Allah dan dirinya tidak dikotori dosa sedikitpun.” (HR Ahmad no.7521). Dalam riwayat lain, “Sesungguhnya besarnya pahala bergantung pada besarnya ujian. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan mengujinya. Dan barangsiapa yang rela, maka ia mendapatkan ridho-Nya. Dan barangsiapa yang marah, maka ia akan mendapatkan murka-Nya.” (HR Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani).
Rasulullah sendiri juga pernah mengalami sakit. Dan sakit beliau sangat dahsyat. Sebagaimana yang diceritakan Aisyah, “Saya belum pernah melihat orang yang sakitnya sangat dahsyat melebihi sakitnya Rasulullah.” (HR Bukhari dan Muslim).
Seruan Untuk Berobat
Sikap yang paling tepat saat sakit adalah bersabar. Bersabar dalam artian menyadari bahwa sakit yang dirasakan adalah ujian dari Allah SWT. Dan hanya kepada-Nyalah kita memohon kesembuhan. Karena hanya Dialah yang mampu memberikan kesembuhan.
Setelah itu, apabila kita hendak berusaha untuk berobat atau mencari kesembuhan, hal itu tidaklah dilarang, dan bukan merupakan bentuk ketidaksabaran. Bahkan berobat adalah anjuran Rasulullah SAW kepada orang yang sakit. Hanya saja kita harus selektif dalam memilih obat dan dalam meminta bantuan kepada seseorang untuk memberikan pengobatan.
عن أبي الدرداء قال: قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم- : إن الله أنزل الداء و الدواء، وجعل لكل داء دواء.فتداووا، ولا تداوو بحرام. (رواه أبو داود)
Abu Darda’ berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia menjadikan obat bagi setiap penyakit. Maka dari itu, berobatlah kalian. Dan janganlah kalian berobat dengan sesuatu yang haram.” (HR. Abu Dawud no. 3376).
Rambu-rambu Berobat
Syari’at Islam telah menjelaskan kepada kita akan adanya halal dan haram. Kita diperintahkan untuk mengkonsumsi yang halal dan meninggalkan yang haram, termasuk dalam berobat. Karena berobat adalah seruan dan perintah Rasulullah SAW. Berarti berobat adalah bagian dari ibadah. Oleh karena itu kita harus tetap memperhatikan rambu-rambu syari’at dalam berobat.
1.Hindari yang beraroma syirik.
Syirik adalah dosa terbesar yang tidak akan diampuni oleh Allah SWT bila pelakunya tidak segera bertaubat. Kesyirikan dalam berobat di antaranya adalah mendatangi dukun, orang pintar atau tukang sihir. Melakukan ritual yang menyimpang, menyembelih hewan untuk selain Allah, menyediakan sesajen atau mempersembahkan tumbal. Apabila kita mendatangi praktik pengobatan, pastikanlah bahwa praktik pengobatan itu bebas dari kesyirikan.
عن أبي هريرة و الحسن عن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: من أتى كاهنا أو عرافا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد – صلى الله عليه وسلم-. (رواه أحمد)
Abu Hurairah dan Al-Hasan berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun atau peramal, lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Al-Qur’an dan Al-Hadits).” (HR. Ahmad, no. 9171).
2.Tinggalkan yang haram
Jika dalam mencari kesembuhan kita dianjurkan untuk meminum obat atau ramuan tertentu, maka pastilah bahwa obat atau ramuan tersebut halal, bebas dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Karena sesungguhnya Allah tidak akan meletakkan obatnya pada sesuatu yang haram. Jika ada orang yang mengkonsumsi obat yang haram lalu ia sembuh, kesembuhannya adalah perangkap setan. Jika ia tidak segera menyadarinya, maka ia akan masuk ke perangkap setan yang lebih dalam. Ia akan tersesat jauh, bahkan akan menyesatkan orang lain.
عن أم سلمة – رضي الله عنها – قالت : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : إن الله لم يجعل شفاءكم في حرام. (رواه ابن حبان)
Dari Ummu Salamah berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT tidak akan menjadikan kesembuhan kalian pada sesuatu yang haram.” (HR. Ibnu Hibban).
3.Pengobat dan obat hanya penyebab
Ketahuilah bahwa obat yang kita minum hanyalah perantara atau penyebab kesembuhan. Kesembuhan sebenarnya datangnya dari Allah SWT. Allah Maha Kuasa untuk menyembuhkan seseorang tanpa melalui obat, sebagaimana Dia memberikan kesembuhan berbarengan dengan obat yang diminum oleh orang yang sakit.
Al-Qur’an mengingatkan kita akan pernyataan Nabi Ibrahim AS,
#sŒÎ)ur àMôÊÌ�tB uqßgsù ÉúüÏÿô±o„ ÇÑÉÈ
“Dan apabila Aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,” (QS. Asy-Syu’ara’: 80)
عن جابر– رضي الله عنه – عن رسول الله – صلى الله عليه وسلم – أنه قال: لكل داء دواء، فإذا أصيب دواء الداء، برأ بإذن الله عز وجل. (رواه مسلم)
Dari Jabir RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila penyakit sudah ketemu obatnya, maka sakit tersebut akan sembuh dengan izin Allah SWT.” (HR. Muslim, no. 4084).
Obat Yang Direkomendasikan
Ada banyak obat yang telah dipraktikkan Rasulullah SAW semasa hidupnya, dan para ‘ulama’ pun merekomendasikan agar kita melakukan pengobatan tersebut di saat sakit. Obat-obat itu terbagi dalam tiga bagian:
1. Spiritual
Yang dimaksud dengan obat spiritual di sini adalah obat yang terdiri dari ayat-ayat Al-Qur’an atau do’a-do’a Rasulullah SAW, yang disebut dengan Ruqyah Syar’iyyah.
عن عائشة-رضي الله عنها- قالت: كان رسول الله- صلى الله عليه وسلم- إذا مرض أحد من أهله نفث عليه بالمعوذات. فلما مرض مرضه الذي مات فيه، جعلت أنفث عليه وأمسحه بيد نفسه، لأنها كانت أعظم بركة من يدي. (رواه البخاري و مسلم)
Dari Aisyah RA berkata, “Adalah Rasulullah SAW apabila salah seorang dari keluarga Rasulullah SAW menderita sakit, maka beliau meniupnya dengan membaca ayat-ayat perlindungan. Tapi ketika Rasulullah SAW sendiri yang menderita sakit menjelang wafatnya, sayalah yang membacakan (ruqyah) dan meniupnya kepadanya, lalu saya usap beliau dengan tangannya sendiri, karena tangannya lebih banyak mengandung keberkahan daripada tanganku.” (HR. Bukhari no. 5016 dan Muslim no. 2192).
عن عائشة- رضي الله عنها- أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- كان إذا أتى مريضاً أو أُتي به، قال : أذهب البأس رب الناس، اشف وأنت الشافي، لا شفاء إلا شفاؤك، شفاءً لا يغادر سقماً. (رواه البخاري)
Dari Aisyah RA berkata, “Sesungguhnya Rasulullah SAW apabila menengok orang yang sakit atau didatangi orang yang sakit, beliau membaca untuknya (doa): “Hilangkanlah rasa sakit wahai Tuhan manusia! Sembuhkanlah, dan Engkau (Dzat) yang Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.” (HR. Bukhari no. 5243).
1. Material
Yang dimaksud dengan material di sini adalah obat atau ramuan yang direkomendasikan Rasulullah SAW untuk dikonsumsi bagi orang sakit. Pada hakikatnya obat atau ramuan itu bisa dijadikan sebagai sarana mencari kesembuhan, selama tidak mengandung unsur yang diharamkan. Misalnya; mengkonsumsi madu, habbah sauda’ (jinten hitam), susu, minyak zaitun, korma, air zam-zam, berbekam dll.
عن ابن مسعود- رضي الله عنه- قال: حدَّث رسول الله- صلى الله عليه وسلم- عن ليلة أسري به، أنه لم يمرَّ على ملك من الملائكة إلا أمروه: أن مر أمتك بالحجامة.(رواه الترمذي)
Dari Ibnu Mas’ud RA berkata, “Rasulullah SAW pernah bercerita tentang malam Isra’ Mi’raj, tidaklah beliau bertemu dengan para malaikat, kecuali memerintahkannya kepada beliau, “Serulah umatmu untuk berbekam”.” (HR. Tirmidzi no. 1977 dan dia nyatakan sebagai hadits hasan gharib).
عن أبي هريرة- رضي الله عنه- أنَّ رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: ما من داءٍ إلاَّ في الحبة السوداء منه شفاءٌ، إلاَّ السام. (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah suatu penyakit, kecuali ada kesembuhan dalam habbah sauda’, kecuali kematian.”(HR. Muslim no. 4105)/
1. Moral
Yang dimaksud dengan moral adalah memperbaiki diri. Memohon ampun kepada Allah SWT dan bertaubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan. Dan meminta maaf kepada sesama atas kesalahan dan kedzaliman yang pernah dibuat.
عن عبد الله بن عباس- رضي الله عنهما- قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: من أكثر من الاستغفار، جعل الله له من كل همٍّ فرجاً، ومن كل ضيقٍ مخرجاً، ورزقه من حيث لا يحتسب. (رواه أحمد)
Dari Abdullah bin Abbas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar atas setiap kesedihan yang menyelimutinya, atas kesulitan yang menghimpitnya, dan memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Ahmad no. 2123).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar