Kamis, 01 Juli 2010

Dialog Dengan Roh


Kontrovesi tentang bisa tidaknya orang hidup berdialog dengan atau berkomunikasi dengan orang mati, telah menjadi perdebatan panjang yang nyaris tidak ada habisnya. Tidak hanya antara orang religius dengan orang sekuler saja. Para ulama sendiri, juga memiliki pandangan yang berbeda tentang pandangan hal tersebut.

Ulama hadits mempunyai anggapan bahwa orang hidup tidak bisa berkomunikasi dengan orang yang sudah mati. Tetapi ulama sufi menyatakan sebaliknya bahwa orang hidup itu bisa berkomunikasi dengan orang yang sudah meninggal dunia. Termasuk bertemu dengan nabi Muhammad SAW, para auliya, para wali atau orang tua yang sudah meninggal dunia.

Dan itu tentunya hanya bisa dilakukan oleh manusia yang beriman dan bertaqwa serta mendapatkan petunjuk dari Allah. Banyak dasar yang digunakan ulama sufi, sehingga mereka menyatakan kalau orang hidup bisa berdialog dengan orang yang sudah meninggal.

Salah satunya adalah ayat al-Quran pada surat Ali-Imron: 169: yang artinya, “ ….dan janganlah kamu mengira orang yang meninggal dijalan Allah ( fisabillilah suhada) itu mati. Mereka adalah hidup dan mendapatkan rejeki (kenikmatan dialam lain) disisi Allah dan hanya Allah yang mengetahui alam lain itu.

Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “ barang siapa yang melihatku diwaktu tidur maka sungguh melihatku, barang siapa melihatku disaat tidur maka sungguh-sungguh melihatku, sesengguhnya setan tidak bisa menyerupaiku ‘.

Untuk bertemu dengan ruh orang yang meninggal dunia, petunjuk dan ijin dari Allah adalah hal yang utama, karena ruh adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah.

Oleh karena itulah salah satu cara agar bisa mengetahui dan berdialog dengan ruh adalah dengan jalan tarekat. Karena setiap tarekat itu mengajarkan makrifatullah. Setiap makrrifatullah yang sudah matang, akan mengetahui hakekat Allah dan itu menjadi rahasia Allah.

Sebetulnya ruh yang dapat dijumpai tidak hanya ruhnya orang yang sudah meninggal saja. Ruh orang-orang yang belum lahir sekalipun sesungguhnya banyak pula dijumpai. Apabila ruhnya orang yang masih hidup akan lebih muida dijumpai. Dan semua ini hanya bisa dilakukan oleh ulama-ulama ahli sufi yang memiliki kedekatan dengan Allah.

Banyak bukti, yang menjadi landasan ulama sufi untukk menjelaskan bahwa dialog dengan ruh dapat dilakukan oleh manusia. Kisah perjalanan isra dan mi’rajnya nabi Muhammad SAW, yang bertemu para nabi dilangit adalah sebagai bukti kebenaran itu. Bahkan orang dengan derajat yang jauh dibawah nabi juga banyak mengisahkan cerita tentang adanya dialog dengan orang yang telah meninggal dunia.

Salah satunya adalah yang dikisahkan oleh haji Juri. Seorang tokoh agama di Desa geritayu, Kabupaten Pati. Dia mengetahui tentang derajat kewalian ayahnya, KH Mochtar, setelah diberi tahu oleh KH Hambali, seorang pengasuh pondok pesantren terkenal di Caruban Lasem.

Haji Juri sebetulnya tidak pernah menganggap bapaknya itu termasuk yang dikasihani oleh Allah. Rahasia itu terbongkar setelah tanpa sengaja ia bertemu dengan KH Hambali, yang datang ke Desa garit. Kiyai Hambali itu bisa menceritakan seluruh kebaikan dan sifat-sifat KH Mochtar. Bahkan bentuk fisiknya juga paham betul. Meskipun KH Hambali sendiri tidak pernah kenal dan berjumpa secara fisik dengan KH Mochtar.

Itu karena KH Hambali adalah ulama yang diberi ijin oleh allah untuk dapat berkomunikasi dengan kekasih Allah yang menurut sebagian orang telah mati. Dia memiliki kemampuan berdialog langsung dengan orang yang dikehendaki.

Menurut ajaran sufi, bertemu dengan ruh bisa melalui berbagai cara. Baik itu pandangan bathin, mimpi, atau melalui perasaan. Bahkan bertemu secara kasat mata dan berdialog langsung juga bisa. Banyak hadits yang menyatakan kalau ruh orang yang meninggal itu tidak mati. Apalagi yang digolongkan syuhada .

Orang yang telah meninggal dunia berada disuatu tempat, antara dunia dan akhirat. Yang akan masuk surga, dekat dengan surga. Demikian pula yang akan masuk ke neraka, dekat sekali dengan neraka sehingga mereka merasakan siksaan Allah dialam barzah.

Banyaknya hal yang menjadikan seseorang yang disiksa dialam kubur, menjadikan ulama sufi menganjurkan kita yang masih hidup mmembuat kebajikan terhadap orang yang sudah meninggal dunia itu.

Mengikhlaskan doa sejak mengkafani, memandikan, menshalatkan, serta menguburkan, hingga mentahlilkan sangat dianjurkan. Itu karena orang yang telah mati bisa mengambil manfaat dari doa itu, khususnya doa anak yang soleh. Demikian menurut ulama sufi.

Untuk bertemu dengan ruh orang yang telah meninggal dunia, para sufi selalu menggunakan apa yang disebut dengan nama jalur malakut. Karena jalur malaikatlah yang diridhoi Allah. Meskipun begitu, adakalanya orang juga mampu berkomunikasi dengan ruh tanpa jalur malakut. Mereka itu menggunakan jalur jin atau syetan. Biasanya para dukun atau paranormal yang menggunakan jalur ini. Karena lewat jalur setan itulah, sehingga kita sulit apakah betul-betul ruh manusia atau hanya tipu daya Jin dan Syetan.

Lain kalau menggunakan jalur malaikat, karena malaikat tidak berani menipu. Karena mereka adalah makhluk Allah yang paling taat. Berbagai cara dilakukan orang untuk bisa bertemu dengan ruh. Meskipun kita bisa bertemu dengan ruh dengan berbagai jalur yang dikehendaki, namun kebanyakan orang bertemu dengan ruh karena mimpi. Untuk bermimpi dengan ruh orang yang sudah meninggal dunia ulama sufi menggunakan amalan-amalan doa tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar